Apr 26 2007 7:30P -> 20th Annual Music Spectacular Jazz Festival Lakewood, New Jersey
Jul 6 2007 8:00P -> Jazz A Couches Fest Couches
Jul 10 2007 8:00P -> Grand Teatro Cordoba (Jazz Fest) Cordoba
Jul 12 2007 8:00P -> Ronnie Scott's London
Jul 13 2007 8:00P -> Ronnie Scott's London
Jul 14 2007 8:00P -> Ronnie Scott's London
Jul 15 2007 8:00P -> Northsea Jazz Festival Rotterdam, Holland
Jul 20 2007 8:00P -> Lorca Jazz Festival Lorca
Jul 26 2007 8:00P -> Canal Street Festival Ardenal
Jul 28 2007 8:00P -> Keitelejazz Festival Aanekosky
Jul 30 2007 8:00P -> Jazz by the Sea Festival Fano
Aug 17 2007 8:00P -> DrumFantasy.07 South Orange, New Jersey
Wednesday, April 25, 2007
Monday, April 23, 2007
Status PNS 10 Alumni IPDN Akhirnya Dicabut
Status Pegawai Negeri Sipil (PNS) 10 alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jabar, yang tercatat sebagai terpidana kasus pembunuhan Praja Wahyu Hidayat, akhirnya dicabut. Mereka juga tidak bisa kembali mendaftar sebagai PNS.
Dalam rapat intern Departemen Dalam Negeri, Jumat (20/4) lalu, diputuskan bahwa ke-10 alumni praja tersebut dicabut status PNS-nya, serta mereka juga tidak bisa mendaftar lagi sebagai PNS sesuai persyaratan yang berlaku.
"Karena calon PNS tidak boleh terlibat dalam tindak pidana", kata Rektor IPDN Johanes Kaloh kepada wartawan usai bersilaturahmi dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko DA, di Mapolda Jabar, di Bandung, Senin (23/4).
Ditanya soal materi pertemuannya dengan Kapolda, Johanes tidak berkata banyak. "Hanya silaturahmi biasa. Saya kan baru menjabat sebagai Rektor IPDN, jadi sudah sewajarnya bersilaturahmi dengan Kapolda dan jajarannya. Itu saja kok," ucapnya.
Mengenai status Dekan Manajemen Ilmu Politik dan Pemerintahan IPDN Lexie M Giroth yang kini menjadi tersangka dalam kasus kematian Madya Praja Cliff Muntu, Johanes mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku.
"Pendeknya, dari pihak IPDN sudah mengeluarkan sanksi, yakni yang bersangkutan (Lexie) telah dinonaktifkan karena status hukumnya itu dikhawatirkan mengganggu kinerjanya sebagai dekan, juga mengganggu proses belajar-mengajar di IPDN. Soal dia belum ditahan atau tidak, itu kami percayakan kepada penyidik polisi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Johanes membantah bahwa IPDN memberi jaminan sesuatu kepada polisi, yang membuat Lexie belum ditahan hingga Senin ini.
"Kami tidak memberi jaminan apapun kepada polisi untuk tidak menahan Lexie. Untuk bantuan hukum pun, karena yang bersangkutan sudah dinonaktifkan dari IPDN, maka yang melakukannya dari Depdagri," tutur Johanes.
Kondisi itu bertolak belakang dengan yang dialami oleh tersangka Iyeng Sopandi (70) yang diduga pelaku penyuntikan formalin ke jenazah Cliff Muntu. Meski kepada penyidik, Sopandi mengaku diminta oleh Lexie untuk menyuntikkan formalin ke tubuh Cliff Muntu, namun tersangka Lexie tidak ditahan.
Tersangka Sopandi dijebloskan ke tahanan sejak dua minggu lalu, beberapa saat setelah dinyatakan sebagai tersangka oleh Kapolda Jabar. Sopandi sempat "menginap" selama dua malam di tahanan Mapolres Sumedang, lalu dipindahkan ke tahanan Mapolda Jabar. Belum sehari ditahan di Polda Jabar, Sopandi jatuh sakit dan dirawat di RS Sartika Asih hingga Senin ini.
Sementara itu, pengacara Sopandi, Utomo Karim SH, mengatakan telah mengajukan penangguhan penahanan atas kliennya pada Jumat (20/4). "Jaminannya ialah keluarganya dan saya selaku pengacaranya," kata Utomo kepada pers, Senin (23/4).
Ia menuturkan, adanya perbedaan kesaksian antara kliennya dengan sejumlah saksi, yaitu Obon (petugas di RSAI) dan Lexie M Giroth. "Obon misalnya, dia bersaksi bahwa dia ikut memandikan jenazah Cliff. Padahal yang memandikan Cliff hanya praja-praja," ujarnya.
Obon juga mengaku tidak melihat darah di kepala Cliff. "Kalau dia memang memandikan Cliff, mestinya dia melihat adanya darah itu," katanya.
Mengenai pernyataan Lexie bahwa yang bersangkutan tidak menelepon Sopandi, Utomo juga membantahnya. "Saya belum mendengar pernyataan tegas dari polisi soal ini. Padahal, kalau mau bukti, tinggal minta bantuan dari PT Telkom untuk melihat daftar telepon keluar dari Pak Lexie atau telepon masuk di klien saya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Jabar tidak memberi pernyataan yang tegas tentang masih bebasnya Lexie meski telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita masih mendalami kasus lainnya dan memanggil sejumlah saksi tambahan untuk memperkuat data yang kami miliki. Tunggu mekanismenya saja. Yang pasti, kami tidak pernah diskriminatif dalam menangani masalah hukum pidana," kilah Kapolda.
Kapolda menambahkan, jajarannya telah menerima beberapa laporan pengaduan tentang kasus IPDN ke nomor hotline kasus IPDN di Polda Jabar dan Polres Sumedang.
"Memang ada laporan pengaduan. Tapi siapa dan apa laporannya tidak perlu dibeberkan dulu kepada publik. Yang pasti, nomor hotline itu untuk menerima laporan pengaduan dari mantan praja, keluarga mantan praja, atau juga dari praja itu sendiri," kata Kapolda.
Dalam rapat intern Departemen Dalam Negeri, Jumat (20/4) lalu, diputuskan bahwa ke-10 alumni praja tersebut dicabut status PNS-nya, serta mereka juga tidak bisa mendaftar lagi sebagai PNS sesuai persyaratan yang berlaku.
"Karena calon PNS tidak boleh terlibat dalam tindak pidana", kata Rektor IPDN Johanes Kaloh kepada wartawan usai bersilaturahmi dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko DA, di Mapolda Jabar, di Bandung, Senin (23/4).
Ditanya soal materi pertemuannya dengan Kapolda, Johanes tidak berkata banyak. "Hanya silaturahmi biasa. Saya kan baru menjabat sebagai Rektor IPDN, jadi sudah sewajarnya bersilaturahmi dengan Kapolda dan jajarannya. Itu saja kok," ucapnya.
Mengenai status Dekan Manajemen Ilmu Politik dan Pemerintahan IPDN Lexie M Giroth yang kini menjadi tersangka dalam kasus kematian Madya Praja Cliff Muntu, Johanes mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku.
"Pendeknya, dari pihak IPDN sudah mengeluarkan sanksi, yakni yang bersangkutan (Lexie) telah dinonaktifkan karena status hukumnya itu dikhawatirkan mengganggu kinerjanya sebagai dekan, juga mengganggu proses belajar-mengajar di IPDN. Soal dia belum ditahan atau tidak, itu kami percayakan kepada penyidik polisi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Johanes membantah bahwa IPDN memberi jaminan sesuatu kepada polisi, yang membuat Lexie belum ditahan hingga Senin ini.
"Kami tidak memberi jaminan apapun kepada polisi untuk tidak menahan Lexie. Untuk bantuan hukum pun, karena yang bersangkutan sudah dinonaktifkan dari IPDN, maka yang melakukannya dari Depdagri," tutur Johanes.
Kondisi itu bertolak belakang dengan yang dialami oleh tersangka Iyeng Sopandi (70) yang diduga pelaku penyuntikan formalin ke jenazah Cliff Muntu. Meski kepada penyidik, Sopandi mengaku diminta oleh Lexie untuk menyuntikkan formalin ke tubuh Cliff Muntu, namun tersangka Lexie tidak ditahan.
Tersangka Sopandi dijebloskan ke tahanan sejak dua minggu lalu, beberapa saat setelah dinyatakan sebagai tersangka oleh Kapolda Jabar. Sopandi sempat "menginap" selama dua malam di tahanan Mapolres Sumedang, lalu dipindahkan ke tahanan Mapolda Jabar. Belum sehari ditahan di Polda Jabar, Sopandi jatuh sakit dan dirawat di RS Sartika Asih hingga Senin ini.
Sementara itu, pengacara Sopandi, Utomo Karim SH, mengatakan telah mengajukan penangguhan penahanan atas kliennya pada Jumat (20/4). "Jaminannya ialah keluarganya dan saya selaku pengacaranya," kata Utomo kepada pers, Senin (23/4).
Ia menuturkan, adanya perbedaan kesaksian antara kliennya dengan sejumlah saksi, yaitu Obon (petugas di RSAI) dan Lexie M Giroth. "Obon misalnya, dia bersaksi bahwa dia ikut memandikan jenazah Cliff. Padahal yang memandikan Cliff hanya praja-praja," ujarnya.
Obon juga mengaku tidak melihat darah di kepala Cliff. "Kalau dia memang memandikan Cliff, mestinya dia melihat adanya darah itu," katanya.
Mengenai pernyataan Lexie bahwa yang bersangkutan tidak menelepon Sopandi, Utomo juga membantahnya. "Saya belum mendengar pernyataan tegas dari polisi soal ini. Padahal, kalau mau bukti, tinggal minta bantuan dari PT Telkom untuk melihat daftar telepon keluar dari Pak Lexie atau telepon masuk di klien saya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Jabar tidak memberi pernyataan yang tegas tentang masih bebasnya Lexie meski telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita masih mendalami kasus lainnya dan memanggil sejumlah saksi tambahan untuk memperkuat data yang kami miliki. Tunggu mekanismenya saja. Yang pasti, kami tidak pernah diskriminatif dalam menangani masalah hukum pidana," kilah Kapolda.
Kapolda menambahkan, jajarannya telah menerima beberapa laporan pengaduan tentang kasus IPDN ke nomor hotline kasus IPDN di Polda Jabar dan Polres Sumedang.
"Memang ada laporan pengaduan. Tapi siapa dan apa laporannya tidak perlu dibeberkan dulu kepada publik. Yang pasti, nomor hotline itu untuk menerima laporan pengaduan dari mantan praja, keluarga mantan praja, atau juga dari praja itu sendiri," kata Kapolda.
Jepang Akan Beli Pesawat Tempur AS
Kementerian Pertahanan Jepang sedang mempertimbangkan untuk membeli pesawat-pesawat tempur siluman F-22A dan pesawat tempur F-15FX guna mengganti sejumlah jet tempurnya yang sudah tua, kata kantor berita Kyodo, Minggu (22/04), mengutip sumber-sumber yang dekat dengan masalah itu.
Kementerian itu tidak dapat dihubungi untuk diminta komentar, tapi seorang pejabat bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan opsi-opsi karena pihaknya berencana akan mulai menggantikan armada 60 pesawat temour F-4nya sebagai pesawat latih dalam dua tahun kedepan.
Satu larangan Kongres AS mengenai ekspor jet tempur paling canggih dan paling mahalnya, F-22 Raptor yang diproduksi Lockheed Martin dan Boeing, menimbulkan kemungkinan bahwa Jepang akan berusaha mencari pilihan lain, termasuk jet-jet Eropa.
Tapi Kyodo mengatakan para pejabat kementerian pertahanan Jepang yakin larangan itu akan dicabut di masa mendatang.
Mengutio sumber-sumber, Kyodo mengatakan Jepang mempertimbangkan membeli F-15FX terlebih dulu dan kemudian membeli F-22A setelah larangan ekspor itu dicabut.
Jepang dan AS sepakat untuk meningkatkan kerjasama antara angkatan-angkatan bersenjata mereka sehubungan dengan meningkatnya ketegangan rejional setelah ujicoba senjata nuklir dan rudal Korea Utara tahun lalu.
Pencangkokan Ginjal Klasnic Berhasil
Ivan Klasnic merasa baik setelah menjalani pencangkokan ginjal dan akan bisa kembali bermain musim kompetisi mendatang, kata pemain depan Werder Bremen asal Kroasia itu dalam wawancara yang disiarkan Sabtu (21/04).
"Saya ingin kembali ke lapangan secepat mungkin. Tapi tiak ingin memaksakan diri. Belum lama ini saya coba menyentuh bola, rasanya senang. Tiap langkah kecil merupakan kemajuan. Saya rencanakan kembali bermain musim kompetisi mendatang," kata Klasnic kepada koran Jerman Bild.
"Saya merasa baik. Pekan lalu saya mulai naik sepeda dan kini berlangsung baik. Tapi pelan-pelan. Yang menggembirakan bahwa saya tak menghadapi masalah dan tidak merasa sakit."
Klasnic, (27), menerima ginjal dari ayahnya bulan lalu. Pencangkokan pertama gagal karena tubuhnya menolak ginjal itu yang disumbangkan ibunya Januari lalu.
Masalah ginjalnya pertama diketahui pada November 2005, tapi Klasnic tetap bermain sampai akhir tahun lalu sebelum dokter mengatakan diperlukan pencangkokan.
Atlet yang kembali beraksi setelah pencangkokan ginjal termasuk pemain rugby Selandia Baru Jonah Lomu, pebasket Amerika Alonzo Mourning dan juara dunia angkat bersi Italia Norberto Oberburger.
Klasnic mengatakan, dia akan melindungi ginjal cangkokan itu pakai ikat pinggang begitu dia mulai bermain dan menambahkan dia akan membuat sejarah di lapangan.
"Saya akan jadi bintang pertama Bundesliga dengan tiga ginjal. Mungkin bisa masuk buku Guiness World Records. Di masa lalu nama julukan saya adalah killer dan segera orang akan memanggil saya phenomenon," katanya.
"Saya ingin kembali ke lapangan secepat mungkin. Tapi tiak ingin memaksakan diri. Belum lama ini saya coba menyentuh bola, rasanya senang. Tiap langkah kecil merupakan kemajuan. Saya rencanakan kembali bermain musim kompetisi mendatang," kata Klasnic kepada koran Jerman Bild.
"Saya merasa baik. Pekan lalu saya mulai naik sepeda dan kini berlangsung baik. Tapi pelan-pelan. Yang menggembirakan bahwa saya tak menghadapi masalah dan tidak merasa sakit."
Klasnic, (27), menerima ginjal dari ayahnya bulan lalu. Pencangkokan pertama gagal karena tubuhnya menolak ginjal itu yang disumbangkan ibunya Januari lalu.
Masalah ginjalnya pertama diketahui pada November 2005, tapi Klasnic tetap bermain sampai akhir tahun lalu sebelum dokter mengatakan diperlukan pencangkokan.
Atlet yang kembali beraksi setelah pencangkokan ginjal termasuk pemain rugby Selandia Baru Jonah Lomu, pebasket Amerika Alonzo Mourning dan juara dunia angkat bersi Italia Norberto Oberburger.
Klasnic mengatakan, dia akan melindungi ginjal cangkokan itu pakai ikat pinggang begitu dia mulai bermain dan menambahkan dia akan membuat sejarah di lapangan.
"Saya akan jadi bintang pertama Bundesliga dengan tiga ginjal. Mungkin bisa masuk buku Guiness World Records. Di masa lalu nama julukan saya adalah killer dan segera orang akan memanggil saya phenomenon," katanya.
Saturday, April 14, 2007
Info Gold Currencies And Exchange Providers.
Some Gold Currencies in the World:
E-Gold, Gold Money, Pecunix, IMDC.
Some Exchange Providers:
Gold Now, Space Gold, AbleGold, London Gold Exchange, Anygoldnow, Ice Gold, Sydney Gold Sales, GitGold, eForexGold, Gold-Cash.biz, TheGoldShop, GoldCurrencies, Greatachiever.
Subscribe to:
Posts (Atom)
